Potensi pengelolaan 4 Destinasi Wisata Prioritas
Pemerintah telah mencanangkan Pembangunan
empat destinasi super prioritas yang masuk dalam kebijakan strategis dan akan mendapatkan
alokasi khusus dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
2020. Empat destinasi prioritas yakni Danau Toba di Sumatra Utara, Borobudur di
Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, serta Labuan Bajo di Nusa
Tenggaran Timur. Danau Toba (ditargetkan mendatangkan) satu juta wisman,
Borobudur dua juta wisman, Mandalika dua juta wisman, Labuan Bajo 500 ribu
wisman. Ke empat tujuan wisata super prioritas tersebut di maksud menjadi
tujuan alternative selain Bali atau di istilahkan Bali baru. Keempat destinasi
super prioritas tersebut ditargetkan bisa memberikan devisa bagi negara hingga
5,5 miliar dolar AS dan pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,4
triliun pada 2020 untuk pembangunan infrastruktur destinasi super prioritas.
Pengembangan kawasan wisata tersebut tidak
terlepas dari peran masyarakat sekitar kawasan wisata, tidak hanya kemudian
menjadi pekerja di tempat wisata-wisata tersebut tetapi didorong menjadi
pengelola atau pemilik. Jangan sampai masyarakat sekitar kawasan wisata
tersebut hanya menjadi penonton dari investor-investor dari luar daerah maupun
investor asing. Sudah
saatnya pengusaha di daerah tidak hanya menjadi penonton pembangunan di
daerahnya masing-masing.
Keterlibatan masyarakat dalam
pengembangan kawasan wisata baru perlu di dorong sehingga ekonomi warga
masyarakat juga meningkat seiring dengan pengembangan kawasan di mana mereka
tinggal. Keterlibatan warga masyarakat tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri
tapi akan lebih efektif bila dilakukan bersama-sama dengan pendekatan
kekeluargaan.
Jika hal-hal yang berbau sosial
dianggap hanya perihal menyumbang, kini dengan berbisnis wirausaha social, bukan
hanya bisa mewujudkan perubahan positif bagi lingkungan sekitar anda, melainkan
mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.
Ketika mendengar social entrepreneur atau wirausaha sosial mungkin masih sedikit
asing di telinga kita. Namun, dalam beberapa tahun belakangan, social entrepreneur di Indonesia sudah
mulai berkembang. Selain bisa sukses menjadi seorang pengusaha, dengan menjadi
seorang social entrepreneur Anda juga
bisa mengatasi masalah sosial pada lingkungan sekitar.
Wirausaha sosial atau social entrepreneur adalah suatu peluang
untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan
masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau
kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan
dampak baik bagi masyarakat.
Dalam bahasa Indonesia, disebut juga
Wirausaha Sosial. Wirausaha sosial adalah orang-orang yang melakukan perubahan.
Bersama dengan lembaga-lembaga, jaringan, dan komunitas masyarakat, mereka
menciptakan solusi yang efisien, berkelanjutan, transparan, dan memiliki dampak
yang terukur.
Sebagaimana program pengembangan
wisata super prioritas di 4 daerah tersebut, masyarakat sekitar perlu di edukasi
untuk dapat mengelola potensi wisata di daerah nya masing-masing dan membentuk
satu wadah untuk melakukan pengelolaan. Wadah yang paling ideal bagi masyarakat
sekita adalah melalui koperasi karena berdasar asas kekeluargaan. Pemerintah
daerah harus cepat melakukan pendekatan dan pendampingan kepada masyarakat
sekitar dengan mendorong mereka mengukur potensi daerah mereka dalam pengembangan
wisata dan memberikan pendampingan dan fasilitasi baik pengembangan SDM maupun
akses permodalan. Dinas Koperasi dan UKM harus segera melakukan upaya yang
aktif untuk memberdayakan potensi masyarakat sekitar sehingga tidak kalah
langkah dari investor-investor luar wilayah yang lebih dulu melihat peluang
pengembangan wisata potensial tersebut.
Sebagai contoh, kawasan wisata baru
mandalika, NTB. Alam yang begitu indah sangat potensial untuk dikembangkan
sebagai wisata pantai, dimana masyarakat sekitar belum di libatkan secara
maksimal dalam pengembangan wisata tersebut. Penginapan, kuliner, transportasi
laut, cindera mata, olah raga pantai merupakan beberapa usaha yang dapat
dilakukan oleh masyarakat sekitar. Dan ternyata masing dilakukan
sendiri-sendiri sehingga tidak maksimal hasilnya. Masyarakat sekitar perlu
membentuk suatu wadah koperasi, yang mungkin dinamakan koperasi daerah wisata
mandalika yang mengelola seluruh kegiatan wisata di sekitar wilayah tersebut.
Komentar
Posting Komentar